Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara
menilai hasil belajar psikomotor. Salah satunya adalah Ryan (1980) yang
menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui:
- Pengamatan
langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung,
- Sesudah
mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta
didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
- Beberapa waktu
sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Sementara
itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar
psikomotor mencakup:
- Kemampuan
menggunakan alat dan sikap kerja,
- Kemampuan
menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan,
- Kecepatan
mengerjakan tugas,
- Kemampuan
membaca gambar dan atau simbol,
- Keserasian
bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Dari
penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor
atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat
dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan
praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
Penilaian
psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau
pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik,
kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan
penggunaan alins ketika belajar.
Observasi
dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih dahulu
harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak diobservasinya,
lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil
observasi dalam pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam
bentuk uraian mengenai tingkah laku yang tampak untuk
diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (√) pada kolom jawaban hasil
observasi.
Tes
untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau
kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes
tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes
identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.
- Tes simulasi
Kegiatan
psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang
sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik,
sehingga peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan
dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan
suatu alat yang sebenarnya.
- Tes unjuk kerja
(work sample)
Kegiatan
psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan
sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik
pengaturan lalu lintas lalu lintas di lapangan yang sebenarnya
Tes
simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi
langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi
dapat menggunakan daftar cek (check-list) ataupun
skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur
dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat
baik, baik, kurang, kurang, dan tidak baik.
Dengan
kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor
adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam
kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun
hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil
belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja atau lembar tugas.
Contohnya
kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar matematika misalnya berkaitan
dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun
tidak baku), menggambar bentuk-bentuk geometri (bangun datar, bangun ruang,
garis, sudut,dll) atau tanpa alat. Contoh lainnya, siswa dibina kompetensinya
menyangkut kemampuan melukis jaring-jaring kubus. Kemampuan dalam melukis
jaring-jaring kubus secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa
dalam menggunakan peralatan (jangka dan penggaris) saat melukis. Secara teknis
penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan (perlu lembar
pengamatan) dan tes perbuatan.
- Dalam ranah
psikomotorik yang diukur meliputi:
- Gerak
refleks,
- Gerak dasar
fundamen,
- Keterampilan
perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi
auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang
terkoordinasi,
- Keterampilan
fisik,
- Gerakan
terampil,
- Komunikasi non
diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif,
gerakan interprestatif.
Lembar observasi
Beri
Tanda (√)
Nama
Siswa
|
Mengerjakan
Tugas (On-Task)
|
Tidak
Mengerjakan Tugas (Off-Task)
|
Catatan
Guru
|
Damar
|
|||
Ayu
|
|||
Dst…..
|
Tabel
Instrumen (alat) Asesmen Kinerja (unjuk kerja) Berpidato dengan numerical
Rating Scale
Nama
: …………………………………………….
Kelas
: …………………………………………….
|
|||||
Petunjuk:
Berilah
skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan berikut:
(4)
bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat
(3)
bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama
(2)
bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah
(1)
bila dilakukan tapi tidak selesai
(
0 = tidak ada usaha)
|
|||||
No
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
|||
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1.
|
Berdiri
tegak menghadap penonton
|
||||
2.
|
Mengubah
ekspresi wjah sesuai dengan pernyataan
|
||||
3.
|
Berbicara
dengan kata-kata yang jelas
|
||||
4.
|
Tidak
mengulang-ulang pernyataan
|
||||
5.
|
Berbicara
cukup keras untuk didengar penonton
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Moga Saya Bisa memberi Solusi Yang Bermanfaat
By.Admin