Senin, 10 Januari 2011

Perhitungan Transmisi Roda Gigi Cacing (Worm Gear) pada elevator


Seperti yang sudah dibahas sebelum nya, bahwa roda gigi cacing merupakan transmisi yang mampu mereduksi 1:100, maka untuk menghitung konstruksi dari worm gear, kita harus mengetahui perbandingan reduksi nya. perbandingan reduksi (i)

dimana :
Nmotor : perputaran pada motor listrik
Nout : peputaran keluaran transmisi
setelah mengetahui nilai dari perbandingan reduksi dari transmisi, maka yang selanjut nya menentukan jenis worm gear tersebut menggunakan langkah perputaran nya.
perbandingan gigi :

dimana:
Z2 : Jumlah gigi yang akan berputar dan bersinggungan
Z1 : Jenis langkah worm gear

modus aksial pada worm gear

Dimana:
a : jarak sumbu poros pada worm
Z2 : jumlah roda cacing

Modus Normal pada Worm gear

Dimana :
Cosα = 10° – 25°
Jarak Bagi worm (ta)
Jarak Kisar worm (L)
Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing (d1)
Diameter lingkaran jarak bagi gigi cacing (d2)
Tinggi kepala gigi (hf)

Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing ()

Geared Machine Elevator 



Pada perancangan ini sistim transmisi elevator ini, yang digunakan adalah menggunakan sistim transmisi roda gigi cacing. Karena dapat meneruskan daya yang besar dengan perbandingan putaran yang besar (1: 100) dan kerja dari roda gigi cacing lebih halus/tidak berisik.

Type Worm Gear

1. Cylindrical or straight worm
Type Cylindrical or straight worm ini mencakup roda gigi cacing jalan tunggal, ganda, triple atau quadran. jenis type ini pun sering dipakai secara umum. sudut tekanan dari worm gear jalan tunggal dan jalan ganda adalah 14 ½°, dan untuk worm gear jalan triple dan quadruple sudut tekanan worm nya adalah 20°.
2. Cone or double enveloping worm
Pada worm cone or double enveloping ini merupakan jenis worm yang memliki kelengkungan sudut yang akurat, dan memiliki batasan tertentu dalam perputaran worm, maka jenis worm ini jarang digunakan dalam perancangan elevatro.

Types worm gear berdasarkan subject point
1. Straight face worm gear
2. Hobbed straight face worm gear
3. Concave face worm gear
Perhitungan Worm Gear

Geared Machine Elevator 

Pada perancangan ini sistim transmisi elevator ini, yang digunakan adalah menggunakan sistim transmisi roda gigi cacing. Karena dapat meneruskan daya yang besar dengan perbandingan putaran yang besar (1: 100) dan kerja dari roda gigi cacing lebih halus/tidak berisik.

Type Worm Gear
1. Cylindrical or straight worm
type Cylindrical or straight worm ini mencakup roda gigi cacing jalan tunggal, ganda, triple atau quadran. jenis type ini pun sering dipakai secara umum. sudut tekanan dari worm gear jalan tunggal dan jalan ganda adalah 14 ½°, dan untuk worm gear jalan triple dan quadruple sudut tekanan worm nya adalah 20°.
2. Cone or double enveloping worm
pada worm cone or double enveloping ini merupakan jenis worm yang memliki kelengkungan sudut yang akurat, dan memiliki batasan tertentu dalam perputaran worm, maka jenis worm ini jarang digunakan dalam perancangan elevatro.

Types worm gear berdasarkan subject point
1. Straight face worm gear
2. Hobbed straight face worm gear
3. Concave face worm gear


as shown in Fig. 31.1 (a), is most commonly used. The shape
of the thread is involute helicoid of pressure angle 14 ½° for single and double threaded worms and
20° for triple and quadruple threaded worms. The worm threads are cut by a straight sided milling
cutter having its diameter not less than the outside diameter of worm or greater than 1.25 times the
outside diameter of worm

Cara Pembuatan Alur Roda Gigi Cacing 



Gaya yang ada pada roda gigi cacing (worm gear) :
  • Gaya Tangensial
  • Gaya Radial
  • Gaya Aksial
Gaya Aksial : gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.
Gaya Radial : gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik pusat roda gigi
Gaya Tangensial : gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut bentuk ulir kanan atau kiri.
Langkah awal kontruksi roda gigi cacing kita harus menentukan perbandingan angka reduksi atau menentukan rasio :
Rasio : Perbandingan antara kecepatan sudut ωa atau angka putaran na dari roda pemutar dan kecepatan sudut ωb atau angka putaran nb dari roda gigi terputar.
Rasio (i) :

Setelah kita mengetahui perbandingan angka reduksi maka kita menentukan perbandingan gigi (langkah alur gigi cacing).
Perbandingan gigi : Perbandingan antara jumlah gigi z2 dari roda gigi besar dan jumlah gigi z1 dari roda gigi kecil.
Perbandingan gigi (u) :

Gambar 1.1 : Sepasang lingkarang gelinding ( w1 dan w2 ) dan kecepatan Keliling, kontak titik dari dinding gigi
Rasio dan perbandingan gigi sudah diketahui, maka kita harus menentukan :

1. Gaya Aksial, gaya ini sejajar dengan poros gigi cacing.

Gambar 1.2 Gigi cacing dan Roda gigi cacing
Gaya aksial :
Dimana :
a = jarak sumbu poros
z2 = Jumlah ulir pada worm gear

2. Kisar (Lead)
Kiasar (lead) adalah jarak linear gerak suatu roda gigi cacing pada worm (gigi cacing).

3. Sudut Kisar (Lead angel)

Sudut kisar (α) sangat bervariasi mulai dari 9º sampai 45º, akan tetapi oleh FA Halsey sudut kisar aman adalah 12,5º.

4. Tekanan sudut roda gigi cacing (Tooth Pressure Angel)
Berikut adalah table perbandingn antara Tooth preassure angel dengan Lead angel.


5. Modul Normal (Normal picth), jarak yang diukur antara dua titik yang berdekatan dalam worm gear. Normal picht terkadang disebut pula diameter lingkar dasar.

6. Percepatan putaran (Velocity Ratio) yang dibutuhkan untuk bekerja. Velocity Ratio adalah paduan kecepatan roda cacing (Nw) dengan kecepatan roda gigi cacing (NG) dalam rpm.
Nilai beban permukaan worm gear (Fac) dan beban lengkung worm gear (Fab) harus lebih besar dengan gaya tangensial yang diterima worm (Ft).

Tabel berikut menunjukkan berbagai porportions cacing dalam hal aksial atau lingkaran pitch (pc) dalam mm.



Menentukan nilai bagian luar dari roda cacing
1. Diameter jarak bagi
  • Diameter jarak bagi pada roda cacing (d1), diameter ini adalah perbandingan modus normal terhadap sudut kisar gigi cacing.
  • Diameter jarak bagi pada gigi cacing (d2), ini adalah perkalian gaya yang sejajar terhadap poros (gaya aksial) dengan jumlah gigi pada gigi cacing.

2. Kelonggaran puncak (c), ini merupakan celah antara kedua gear yang tidak bersetuhan terhadap gaya aksial.

3. Diameter lingkar kepala / luar (da)

Rumus matematis :

4. Diameter kaki gigi cacing (df)

Rumus matematis :

5. Diameter lingkar dasar (db)

Rumus matematis :

Roda Gigi 



Bentuk dasar roda gigi





Alur gigi
1) Alur gigi pada roda gigi silindris ( spur )

2) Alur pada roda gigi payung


Pengertian dasar, Hukum Roda Gigi
Kesepakatan :
  • Semua besaran dari roda gigi kecil ( Ritzel, pinion ) diberi index 1. Semua besaran dari roda gigi besar diberi index 2
  • Semua besaran dari roda gigi pemutar ( driving ) diberi index a. Semua besaran dari roda gigi terputar ( driven ) diberi index b
Rasio i adalah :
Perbandingan antara kecepatan sudut ωa atau angka putaran na dari roda pemutar dan kecepatan sudut ωb atau angka putaran nb dari roda gigi terputar.



Perbandingan gigi u adalah
Perbandingan antara jumlah gigi z2 dari roda gigi besar dan jumlah gigi z1 dari roda gigi kecil.


Lingkaran gelinding w1 dan w2
Sepasang roda gigi silindris dibayangkan sebagai sebuah silinder yang berputar menggesekb silinder yang lain tanpa selip, sehingga kedua ini ikut berputar dengan kecepatan keliling yang sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua silinder tersebut saling menggelinding tanpa seling.
Kecepatan keliling lingkaran gelinding :

Untuk pasangan roda gigi dengan roda gigi kecil sebagai pemutar berlaku :
Fase Pergerakan profil gigi

Dinding gigi F1 dan F2 pada gambar 3 harus memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan kontinu, artinya harus memenuhi hukum kinematik tertentu. Pada gambar diatas diperlihatkan pasangan dinding gigi pada tiga fase gerakan;
  • Fase awal : fase dimana gigi 1 mulai bersentuhan dengan gigi 2, titik kontak gigi 1 dimulai dari kaki profil sedangkan gigi 2 dimulai dari kepala profil. Titik B1 bersentuhan dengan titik B2, pada titik B1 akan memiliki kecepatan absolut v1, titik B2 memiliki kecepatan absolut v2. Vektor v1 tegak lurus ( ^ ) terhadap radius R1 dan v2 tegak lurus ( ^ ) terhadap radius R2. Melewati titik kontak kedua dinding gigi ditarik garis tangens ( singgung ) T dan garis normal N. Kecepatan absolut v1 dan v2 diurai menjadi kecepatan tangensial vt1 dan vt2 dan kecepatan normal vn1 dan vn2. Fase awal ini memperlihatkan kecepatan absolut v1 <>
  • Fase tengah : fase dimana gigi 1 dan gigi 2 titik kontak B1 dan B2 berada diantara garis lurus center kedua gigi dan berada di titik lingkaran gelinding. Pada kedudukan ini kecepatan absolut v1 dan v2 adalah sama sehingga vektor v1 dan v2 yang diurai menjadi kecepatan tangensial vt1 dan vt2, kecepatan normal vn1 dan vn2 akan bernilai sama.
  • Fase akhir : fase dimana gigi 1 mulai lepas dari gigi 2, titi kontak gigi 1 berada di kepala profil dan titik kontak gigi 2 berada di kaki profil. Pada kedudukan ini kecepatan absolut v1 > v2 karena radius R1 menjadi lebih lebar, Vektor v1 dan v2 yang diurai menjadi kecepatan tangensial vt1 dan vt2 memiliki akibat vt1 > vt2 sedangkan kecepatan normal vn1 dan vn2 tetap sama.
Dari pergerakan ketiga fase gerakan diatas memperlihatkan bahwa kecepatan normal vn1 dan vn2 selalu bernilai sama. Bila dinding profil gigi dibuat sembarangan, roda gigi 2 akan bergerak tidak teratur walaupun roda gigi 1 bergerak teratur atau sebaliknya roda gigi 2 bergerak teratur sedangkan roda gigi 1 bergerak tidak teratur, hal ini tentu saja tidak boleh terjadi pada roda gigi. Disamping syarat kontak, yaitu bahwa kecepatan normal vn1 dan vn2 pada setiap fase gerakan lurus selalu sama, rasio i = ω1/ω2 harus selalu konstan.

RACK AND PINION STEERING 



RACK AND PINION STEERING
adalah suatu sistem kemudi yang banyak diaplikasikan pada mobil sport atau pun sedan penumpang. Sistem ini menggunakan roda gigi (pinion) yang terdapat diujung batang kolom kemudi. Pinion tersebut berhubungan dengan rack (batang berbentuk setengah bulat atau datar dan permukaannya bergerigi) yang akan menggerakan kedua roda bila kemudi diputar.
disamping konstruksinya sederhana dan tahan dengan beban berat, tipe kemudi rack dan pinion menghasilkan pengendalian yang lebih akurat.

RADIATOR
Merupakan sebuah komponen yang berfungsi melepaskan panas yang diserap oleh air pendingin setelah beredar didalam mesin sehingga suhu air tersebut turun menjadi dingin. Radiator terdiri atas dua tangki air yang dihubungkan dengan pipa-pipa atau selang karet yang masing-masing terletak bibagian bawah dan atas. Pada tangki sebelah atas terdapat lubang pengisian dan saluran masuk kedalam radiator. sedangkan pada tangki bagiaan bawah terdapat kran pembuangan dan saluran keluar pada radiator. Pipa-pipa kecil berbentuk pipih ini dilengkapi dengan sirip-sirip yang dapat berbentuk lurus atau kerutan. Yang paling umum digunakan adalah yang berbentuk kerutan atau menyerupai sarang lebah.
Tangki bagian atas dilengkapi tutup radiator bertekanan. Akhir-akhir ini radiator banyak dilengkapi dengan reservoir ekspansi, yang berfungsi untuk memberikan kesempatan berekspansi bagi air pendingin sehingga tekanannya konstan dan tidak perlu ditambahkan air pendingin dalam jangka waktu yang cukup lama.
  • peredaran air didalam sistem pendinginan sebenarnya dapat dilakukan tanpa pompa air. Sistem ini sering disebut sistem termosipon. akan tetapi karena kurang efektifnya sistem tersebut maka untuk peredaran air pendingin pada mesin-mesin pendingin digunakan pompa air. jadi, dalam hal ini pompa air berfungsi untuk mempercepat peredaran air didalam sistem pendingin tersebut sehingga proses pendinginan dapat berlangsung lebih efektif. Pompa air ini umumnya adalah jenis pompa sentrifugal dan dipasang pada saluran masuk pada blok silinder serta menggunakan tali kipas (V-belt).
  • Sistem pendinginan air umumnya dipasangi alat yang disebut termostat. ini dimaksudkan agar mesin dapat menjadi panas dalam waktu yang tidak terlalu lama. Disamping itu juga berfungsi untuk mengatur temperatur yang konstan pada mesin.

perlu kita ketahui bahwa mesin yang bekerja pada temperatur yang terlalu dingin mengakibatkan pemborosan pada pembakaran bahan bakar. Termostat akan menutup saluran peredaran air dengan radiator apabila temperaturnya masih dingin dan baru membuka sedikit demi sedikit apabila mesin telah menjadi panas.

MESIN KETAM DAN MESIN SERUT 



Mesin ketam adalah mesin dengan pahat pemotong bolak-balik, yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakkan benda kerja menyilang terhadap jalur pahat, maka dihasilkan permukaan yang rata. Sebuah mesin ketam dapat juga memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem (catok), celah-T dan berbagai bentuk lainnya.
Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Pekerjaannya mirip dengan mesin serut sesuai untuk pekerjaan benda kerja yang jauh lebih besar.

Pengelompokkan Mesin Ketam
Menurut desain, secara umum mesin ketam dikelompokkan atas:
A. Pemotongan dorong horisontal
1. Biasa (pekerjaan produksi)
2. Universal (pekerjaan ruang perkakas)
B. Pemotongan tarik – horisontal
C. Vertikal
1. Pembuat celah (slotter)
2. Pembuat dudukan pasak (key seater)
D. Kegunaan khusus, misalnya untuk memotong roda gigi.

Mesin Ketam Jenis Horisontal
adalah skema mesin ketam horisontal biasa. Mesin ini terdiri dari dasar dan rangka yang mendukung ram horisontal. Ram membawa pahat dan bergerak bolak-balik sesuai langkah yang diinginkan. Mekanisme Balik Cepat dirancang untuk membuat ram mempunyai langkah balik yang lebih cepat daripada langkah potong. Kepala pahat diujung ram yang dapat diputar dilengkapi dengan alat untuk menghantar pahat ke benda kerja. Pada pemegang pahat peti lonceng, yang diberi engsel pada ujung atas, untuk memungkinkan pahat naik pada langkah balik sehingga tidak menggali benda kerja.


Mekanisme Balik Cepat
Banyak metode mekanisme balik yang dikembangkan dimana salah satunya adalah jenis engkol atau lengan osilasi (gambar 3). Mekanisme ini terdiri dari sebuah engkol putar yang digerakkan pada kecepatan seragam, dihubungkan kepada lengan osilasi oleh blok peluncur yang bekerja di pusat dari lengan osilasi. Engkolnya dimasukkan dalam roda gigi besar dan dapat diubah-ubah dengan mekanisme ulir. Untuk mengubah kedudukan langkah, maka apitan yang memegang penyambung ke ulir ram dikendorkan, dan pengatur kedudukan ram diputar. Dengan memutar ulir pengatur kedudukan, ram dapat digerakkan mundur atau maju untuk menempatkan kedudukan potong.
Berdasarkan gambar 3 maka perbandingan langkah bisa ditulis:

Kecepatan Potong
Kecepatan potong untuk mesin ketam horisontal didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dari pahat selama langkah potong dan terutama tergantung pada banyaknya langlah ram tiap menit dan panjang langkahnya.

Kecepatan potong rata-rata:

dengan :        N = langkah tiap menit
L = panjang langkah, mm
C = perbandingan waktu potong (waktu potong/waktu total)
  • Banyaknya langkah tiap menit untuk kecepatan potong yang diinginkan
  • Banyaknya langkah yang diperlukan
  • Waktu total dalam menit

dengan : W = lebar benda kerja dalam milimeter
F = hantaran dalam milimeter
Mesin Ketam Hidrolis
Mesin ketam hidrolis menggantikan mesin ketam mekanik dimana lengan osilasi menggunakan gerakan hidrolik. Keuntungan dari mesin ketam hidrolik adalah kecepatan potong dan tekanan dalam penggerakkan ram konstan dari awal sampai akhir pemotongan. Kecepatan potong biasanya ditunjukkan oleh indikator dan tidak memerlukan perhitungan.

Mesin Ketam Vertikal
Mesin ketam vertikal atau slotter (gambar 4) terutama digunakan untuk pemotongan dalam dan menyerut bersudut serta operasi pemotongan vertikal.

Ram dari mesin serut beroperasi secara vertikal dan memiliki sifat balik cepat seperti mesin jenis horisontal. Benda kerja yang dimesin ditumpu pada meja berputar yang memiliki sebuah hantaran putar sebagai tambahan untuk meja biasa. Hantaran meja putar memungkinkan pemesinan permukaan lengkung. Permukaan datar dipotong dengan menggunakan salah satu dari hantaran silang meja.

Pahat Mesin Ketam
Pahat mesin ketam serupa dengan pahat mesin bubut dan seringkali dipegang dengan pemegang yang jenisnya sama. Sudut pahat yang sama juga berlaku, kecuali bahwa ruang bebas sudut ujung sebesar 4 derajat adalah cukup. Untuk baja maka sudut garuk samping sebaiknya sekitar 15 derajat, dan untuk besi cor sekitar 5 derajat.

MESIN SERUT
Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Mesin serut sesuai untuk benda kerja yang jauh.
lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, bisa horisontal, vertikal atau bersudut. Mesin serut tidak lagi penting bagi pekerjaan produksi karena permukaan datar pada umumnya sekarang dimesin dengan mesin fris, peluas lubang atau pengamplas.

Pengelompokkan Mesin Serut
Menurut konstruksi, mesin serut dibagi atas :
  • Rumahan – ganda
  • Sisi – terbuka
  • Jenis – lorong (pit)
  • Plat atau tepi
Penggerak Mesin Serut
Terdapat banyak cara penggerakkan mesin serut yaitu penggerak roda gigi, penggerak hidrolis, penggerak sekrup, penggerak sabuk, penggerak motor dengan kecepatan variabel dan penggerak engkol. Penggerak roda gigi dan penggerak hidrolis paling banyak digunakan.
Penggerak hidrolis sangat memuaskan bagi mesin serut. Penggerak ini memberikan kecepatan potong seragam pada keseluruhan langkah potong. Keuntungan lain adalah gaya inersia yang harus diatasi lebih kecil dalam mesin serut hidrolis daripada mesin serut konvensional dengan roda gigi. Keuntungan lain adalah tekanan potong seragam, pembalikan meja cepat dan operasinya tidak bising.

Mesin Serut Rumahan Ganda
Mesin serut jenis ini terdiri darisebuah dasar yang berat dan panjang, dengan meja yang bergerak bolak-balik. Gambar 5 menunjukkan gambar mesin serut ini dimana terlihat cara penyanggaan pahat, baik diatas maupun di samping dan cara bagaimana mereka dapat disetel untuk pemotongan sudut.

Mesin Serut Sisi Terbuka
Mesin serut ini mempunyai rumahan pada satu sisi saja (gambar 6). Sisi yang terbuka memungkinkan pekerjaan pemesinan untuk benda kerja yang besar.

Mesin Serut Jenis Lorong (pit)
Mesin serut ini berbeda dengan mesin serut biasa dalam hal bangkunya stasioner dan pahatnya digerakkan diatas benda kerja (gambar 7). Dua kepala jenis ram dipasangkan pada rel silang, dan masing-masing dilengkapi dengan pemegang pahat peti lonceng ganda untuk penyerutan dua jalur. Kedua rumahan pembalikan, yang menyangga rel silang, meluncur pada jalur dan digerakkan oleh ulir dari penggerak roda cacing tertutup pada ujung landasan.

Mesin Serut Plat atau Tepi
Mesin serut ini dirancang untuk memesin tepi dari pelat baja berat untuk bejana tekan dan pelat perisai. Pelatnya diapitkan kepada bangku, dan kereta peluncur yang mendukung pahat pemotong digerakkan mundur dan maju di sepanjang tepinya. Mesin serut tepi umumnya menggunakan pemotong fris agar lebih cepat dan lebih teliti.

Pahat Dan Peralatan Pemegang Benda Kerja
Pahat yang digunakan pada mesin serut dan mesin ketam adalah dari jenis umum yang sama dengan yang digunakan pada mesin bubut, tetapi konstruksinya lebih berat. Pemegang pahat biasanya dilakukan dengan gigi yang dapat dilepas. Bentuk pahat pemotong untuk operasi mesin serut biasa ditunjukkan pada gambar 8 yang biasanya berujung baja kecepatang tinggi, paduan cor atau sisipan karbida. Baja kecepatan tinggi atau paduan cor umumnya digunakan dalam pemotongan kasar berat dan karbida untuk pekerjaan kasar kedua dan penyelesaian. Sudut potong untuk pahat tergantung pada jenis
pahat yang digunakan dan bahan yang dipotong. Sudut-sudutnya sama dengan yang digunakan pada pahat mata tunggal yang lain, hanya ruang bebas ujung tidak boleh melebihi 4 derjat.

FUNGSI, KERJA KOPLING 


Kopling dan komponen pengoperasiannya yang akan dibahas dalam modul ini adalah yang dipergunakan pada kendaraan bermotor khususnya untuk kendaraan ringan, yaitu sepeda motor, sedan dan mobil penumpang. Kopling dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memindahkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda ken-daraan (pemakai/penggunaan tenaga).
Pemindahan tenaga dari mesin kesistem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang halus tanpa adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan penumpang. Di samping itu, kejutan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian mesin.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi unit kopling dan komponennya (Clutch Assembly), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk memutus dan menghubungkan, unit kopling memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari mesin ke sistem pemindah tenaga. Dengan adanya kopling, maka saat tidak diperlukan tenaga gerak, maka tidak perlu harus mematikan sumber gerak (mesin).
Posisi unit kopling pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( Engine) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke propeller shaft dan keroda melalui differensial (Final Drive).
Jenis kopling paling tidak dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu kopling dengan menggunakan gigi, menggunakan gesekan, dan menggunakan tekanan hidrolis. Secara skema seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.

1 komentar:

  1. Mantabbs bgt bang, brmanfaat bgt smuanya.
    bang tolong ksh tw sya dunk, gmn c cara menghitung batang gigi dan pinionnya klo utk meja mesin biar bsa bergerak.
    cara prhitungannya tolong share sm sya dunk, Bls yha...(hady.cs22@gmail.com)
    Sblumnya Trmksh byk ats ilmu yg brmanfaatnya ya, smoga sllu mndapat brkah dan dtambahkan ilmunya.

    BalasHapus

Moga Saya Bisa memberi Solusi Yang Bermanfaat

By.Admin