Jumat, 25 Februari 2011

Tugas Akhir Teknik Mesin SMK N 1 Bukittinggi 2011


'_' 
"Laporan Praktek"”
Teknik Permesinan
Semester VI

Nama    : Afrizal Manda
Kelas     : XII TPM 2



SMK N 1 BUKITTINGGI
Th. 2010 / 2011









Teknik Permesinan
TOPIK :RODA GIGI PAYUNG
SMK N 1 BUKITTINGGI
1. TUJUAN :
a. Siswa dapat memahami dasar-dasar dari roda gigi payung
b. Siswa dapat merencanakan roda gigi payung
c. Siswa dapat / trampilmembuat roda gigi payung
2. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Mesin bubut dan perlengkapan
- Jangka sorong
- Mesin gergaji atau gergaji besi (tangan)
- Mesin frais dan kepala pembagi serta perlengkapan
Bahan : Besi
3. KESELAMATAN KERJA
Dalam bekerja kita harus menjaga keselamatan baik keselamatan alat maupun keselamatan badan kita. Untuk menjaga keselamatan tersebut yang harus di perhatikan :
a. Bekerja dengan penuh hati-hati
b. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
c. Kondisi badan harus fit
d. Memakai alat keselamatan, seperti kacamata, sepatu dll
e. Bekerja dengan serius sewaktu bekerja
f. Bekerja sesuai dengan langkah kerja yang telah dibuat untuk menjaga keselamatan benda kerja
g. Apabila mendapat kesulitan dalam bekerja hendaknya dilaaporkankepada instruktur guru menghindari kecelakaan terhadap kita, benda kerja maupun mesin
4. TEORI SINGKAT
A. Pengertian Roda Gigi Payung Dan Fungsinya
· Roda Gigi Payung
Adalah suatu roda gigi dimana setiap propel giginya membentuk sudut terhadap garis sumbu.
· Funfsi Roda Gigi Payung
Untuk memindahkan daya yang porosnya saling membentuk sudut.
Dalam pemakaian roda gigi payung selalu sepasang yang disebut
roda gigi penggerak ( ) dan yang di gerakan ( ).
.B. Ukuran Roda Gigi Payung
- Sudut poros : 90
- Jumlah gigi penggerak ( ) : 50
- Jumlah gigi yang di gerak( ) : 32
- Modul : 2

5. RUMUS RODA GIGI PAYUNG
1) Sudut tusuk ( )
Tg ( ) =
Tg ( ) =
2) Diameter tusuk (Dk)
Dt = Z M
3) Diameter luar
DL = Dt + ( 2M cos )
4) Diameter kaki (Dk)
Dk = Dt – ( 2,332 M cos )
5) Tinggi kepala gigi (ha)
Ha = 1 M
6) (Hf)
1,166 M
7) Tinggi gigi (H)
2,166 M
8) Jari-jari penjuru (Ra)
9) Lebar gigi (B)
10) Sudut tusuk kepala gigi (Tg )
Tg =
11) Sudut kaki gigi (Tg )
Tg =
12) = +
13) Sudut potong gigi (
= -
14) Sudut cemper belakang gigi (
= 90 -
15) No cutter (NC)
16) Index

6. PERENCANAAN RODA GIGI PAYUNG
1) Sudut tusuk ( )
Tg ( ) =
Tg ( ) = = 1,5625mm
Cos = 0,5390
= 57° 23´
2) Diameter tusuk (Dk)
Dt = Z M
Dt = 50 2 = 100 mm
3) Diameter luar
DL = Dt + ( 2M cos )
DL = 100 + ( 2 2 0,5390 )
= 102,156 mm
4) Diameter kaki (Dk)
Dk = Dt – ( 2,332 M cos )
= 100 – ( 2,332 2 0,5390)
                                    = 97,4861 mm
5) Tinggi kepala gigi (ha)
Ha = 1
=
= 2 mm
6) (Hf)
1,166 M
1,166 mm
7) Tinggi gigi (H)
2,166 M
2,166 mm
8) Jari-jari penjuru (Ra)
. 59,3632
59,3632
9) Lebar gigi (B)
mm
10) Sudut tusuk kepala gigi (Tg )
Tg =
Tg = = 0,0336 mm
11) Sudut kaki gigi (Tg )
Tg =
Tg =
12) = +
= 57 +
13) Sudut potong gigi (
= -
= 57 - =
14) Sudut cemper belakang gigi (
= 90 -
= 90 - 57 = 32
15) No cutter (NC)
92,7643 mm
No cutter = 7
16) Index
=
“Jadi putaran engkol kepala pembagi 16 devisi pada piring index 20”




7. PERENCANAAN RODA GIGI PAYUNG
Dengan mengganti dengan di rumus yang telah ada di atas
1) Sudut tusuk ( )
Tg ( ) =
Tg ( ) = = 0,64 mm
Cos
= 32° 38´
2) Diameter tusuk (Dk)
Dt = Z M
Dt = 32 2 = 64 mm
3) Diameter luar
DL = Dt + ( 2.2 cos )
DL = 64+ ( 2.2 0,8421 )
= 67,3684 mm
4) Diameter kaki (Dk)
Dk = Dt – ( 2,332 M cos )
= 64 – ( 2,332 2 0,8421)
= 60,0725 mm
5) Tinggi kepala gigi (ha)
Ha = 1
=
= 2 mm
6) (Hf)
1,166 M
1,166 mm
7) Tinggi gigi (H)
2,166 M
2,166 mm
8) Jari-jari penjuru (Ra)
. 59,3632
59,3632
9) Lebar gigi (B)
mm
10) Sudut tusuk kepala gigi (Tg )
Tg =
Tg = = 0,0336 mm
11) Sudut kaki gigi (Tg )
Tg =
Tg =
12) = +
= +
13) Sudut potong gigi (
= -
= - =
14) Sudut cemper belakang gigi (
= 90 -
= 90 - =
15) No cutter (NC)
38,0002 mm
No cutter = 6
16) Index
= =
“Jadi putaran engkol kepala pembagi 25 devisi pada piring index 20”


Hasil dari Perhitungan Tersebut


8. LANGKAH KERJA

a. Potong benda dengan diameter 3” dan panjangnya 44mm
b. Bubut muka sampai
c. Bor dengan 20 mm
d. Balekkan benda dan bubut muka sehingga mencapai ukuran yang di inginkan
e. Bubut tirus dengan memiringkan eretan atas
f. Bubut sudut cemper gigi dengan kemiringan yang telah di tentukan
g. Pasang benda pada cekam mesin frais
h. Atur putaran kepala pembagi dan handle mesin
i. Kerjakan dengan bertahap dan teliti
j. Selesai,,,terimakasih







TOPIK : ULIR DAN RODA GIGI CACING
SMK N 1 BUKITTINGGI
1. TUJUAN
a. Siswa mampu menguasai dasar-dasar dari ulir cacing
b. Siswa merencanakan pembuatan ulir cacing
c. Siswa mampu menerapkan pembuatan ulir cacing pada mesin bubut
2. ALAT DA BAHAN
Alat :
- Mesin bubut dan perlengkapan
- Jangka sorong
- Mesin gergaji atau gergaji besi (tangan)
- Mesin frais dan kepala pembagi serta perlengkapan
Bahan : - besi 1”
3. KESELAMATAN KERJA
Dalam bekerja kita mesti menjaga keselamatan badan, benda kerja dan mesin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Memakai alat keselamatan kerja seperti: opren, kacamata, dan sepatu
b. Bekerja dengan hati-hati, tidak berkelakar
c. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
d. Bekerja menurut langkah kerja yang telah dibuat
e. Bila menemukan kesulitan, harus melapor kepada instuctur
4. TEORI SINGKAT
Pengertian ulir cacing adalah merupakan pasangan dari pada roda gigi cacing yang berfungsi untuk memperlambat putaran.
Fungsi ulir cacing adalah sebagai penggerak pada roda gigi cacing, dimana fungsi utamanya adalah memperlambat putaran dengan perbandingan tertentu.
5. UKURAN ULIR CACING
- Jenis ulir (Za) : ulir tunggal
- Modul (M) : 2
- Diameter luar ulir (D0) : 30 mm
- Tetha ( ) : 60
- Jumlah gigi (Zg) : 22
6. RUMUS ULIR CACING
a. Kisar ulir Cacing
P = Za × × m
b. Tinggi kepala gigi (Ha)
Ha = 0,3183 × P
c. Diamter tusuk (Dt)
Dt = Do – 2 × Ha
d. Tinggi ulir (Hf)
Hf = 0,6866 × P
e. Lebar ujung pahat ulir (A)
A =0,31 × P
f. Panjang ulir cacing (L)
L = Ï€ × M (4,5 + 0,02 )
g. Diameter nominal ulir cacing (D0/ Bakal )
h. Diameter poros ulir cacing dibuat lebih kecil dari diameter kaki ulir
7. RUMUS RODA GIGI CACING
a. Diameter tusuk (Dt)
Dt = Z × M
b. Tinggi kepala gigi (Ha)
Ha = 0,3181 × P
c. Kisar (P)
P = × M
d. Tinggi gigi (H)
H = 0,866 × P
e. Diameter kepala
DL = Dt + 2 × Ha
f. Jari-jari kepala (Rk)
Rk =
g. Lebar gigi (B)
B = 2,38 × P + 6,35
h. Diameter puncak gigi (Dkk)
Dkk = 2 × Rk ( + DL
i. Kemiringan meja (Tg )
Tg =
j. Index
8. PERENCANAAN ULIR CACING
a. Kisar ulir Cacing
P = Za × × m
P = 1 × 3,14 × 2
P = 6,28 mm
b. Tinggi kepala gigi (Ha)
Ha = 0,3183 × P
Ha = 0,3183 × 6,28
Ha = 1,9989 mm
c. Diamter tusuk (Dt)
Dt = Do – 2 × Ha
Dt = 24- 2 1,9989
Dt = 20,0022 mm
d. Tinggi ulir (Hf)
Hf = 0,6866 × P
Hf = 0,6866 × 6,28
Hf = 4,311848 mm
e. Lebar ujung pahat ulir (A)
A = 0,31 × P
A = 0,31 × 6,28
A = 1,9468 mm
f. Panjang ulir cacing (L)
L = Ï€ × M (4,5 + 0,02 )
L = 3,14 × 2 (4,5 + 0,02 × 1)
L = 28,3856 mm
g. Dk
Do – 2h
24 – 2 × 6,3107
24 – 12,6214
11,3786 mm
h. Diameter nominal ulir cacing (D0/ Bakal )
i. Diameter poros ulir cacing dibuat lebih kecil dari diameter kaki ulir
9. LANGKAH KERJA
a. Potong bahan dengan ø 1˝ × 120 mm
b. Bubut permukaan sampai ukuran yang ditentukan
c. Bubut muka bakal ulir sampai pas ukurannya
d. Setting pahat ulir segitiga setinggi senter
e. Atur putaran mesin
f. Nonius eretan lintang dinolkan
g. Atur handel-handel mesin untuk mengulir dengan kisar 2
h. Lanjut mengulir dengan memasukan handel ulir dengan menggunakan pahat segitiga dahulu sebagai alur perinting ulir, setelah alur perinting di buat kemudian di pakai pahat ulir cacing dengan lebar pahat yang telah ditentukan
i. Bubut berulang-ulang sehingga mencapai ukuran yang di inginkan
10. PERENCANAAN RODA GIGI CACING
a. Diameter tusuk (Dt)
Dt = Z × M
Dt = 22 × 2
Dt = 44 mm
b. Tinggi kepala gigi (Ha)
Ha = 0,3181 × P
Ha =b0,3181 × 6,28
Ha = 1,9989 mm
c. Kisar (P)
P = × M
P = 3,14 × 2
P = 6,28 mm
d. Tinggi gigi (H)
H = 0,866 × P
H = 0,866 × 6,28
H = 5,43848 mm
e. Diameter kepala
DL = Dt + 2 × Ha
DL = 44 + 2 × 1,9989
DL = 47,9978 mm
f. Jari-jari kepala (Rk)
Rk =
Rk =
Rk = 8,0022 mm
g. Lebar gigi (B)
B = 2,38 × P + 6,35
B = 2,38 × 6,28 + 6,35
B = 21,2964 mm
h. Diameter puncak gigi (Dkk)
Dkk = 2 × Rk ( + DL
Dkk = 2 × 8,0022 ( + 47,9978
Dkk = 2 × 8,0022 ( + 47,9978
Dkk = 51,9983 mm
i. Kemiringan meja (Tg )
Tg =
Tg = = 0,0999 mm
α = 5° 42´
j. Index
k. Diameter kaki (DK)
Dk = Dt – 2 × hf
Dk = 44 – 2 × 4,311848
Dk = 35,3763 mm
11. LANGKAH KERJA
a. Potong bahan dengan ø 1˝ × 59 mm
b. Bubut permukaan sampai ukuran yang ditentukan
c. Bor benda kerja ø 20 mm
d. Pasang mandrel pada benda kerja
e. Bubut diameter bakal sehingga diameter menjadi pas yang di inginkan
f. Bubut radius kepala gigi
g. Cemper kedua sisi benda 60°
h. Lanjutkan bekerja dengan mesin frais
i. Setting cutter sesumbu benda karja
j. Atur putaran engkol
k. Setting pisau frais pada benda kerja
l. Nonius meja naik di nolkan
m. Miringkan meja frais sebesar 2° 35´
n. Ulir yang di buat ulir kanan maka meja di miringkan kekiri begitu juga sebaliknya


TOPIK : RODA GIGI HELIX
SMK N 1 BUKITTINGGI
1. TUJUAN
a. Siswa mampu menguasai dasar-dasar dari roda gigi helix
b. Siswa merencanakan pembuatan roda gigi helix
c. Siswa mampu menerapkan pembuatan ulir cacing pada mesin bubut
2. ALAT DA BAHAN
Alat :
- Mesin bubut dan perlengkapan
- Jangka sorong
- Mesin gergaji atau gergaji besi (tangan)
- Mesin frais dan kepala pembagi serta perlengkapan
Bahan : - besi 1”
3. KESELAMATAN KERJA
Dalam bekerja kita mesti menjaga keselamatan badan, benda kerja dan mesin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Memakai alat keselamatan kerja seperti: opren, kacamata, dan sepatu
b. Bekerja dengan hati-hati, tidak berkelakar
c. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
d. Bekerja menurut langkah kerja yang telah dibuat
e. Bila menemukan kesulitan, harus melapor kepada instuctur
4. TEORI SINGKAT
Roda gigi helix adalah roda gigi yang profil giginya miring berputar seperti spiral. Dengan bentuk profil yang demikian memungkinkan roda gigi spiral memindahkan daya antara poros yang bersilangan. Keuntungan lainnya dari roda gigi spiral dalam bekerja memindahkan daya bunyinya dalam meluncur tidak terlalu keras.
5. UKURAN RODA GIGI HELIX
- Jenis ulir : Roda Gigi Helix
- Modul (M) : 3
- Sudut helix : 20°
- Lead mesin : 5 mm
- Modul normal (Mn) : 3 mm
6. RUMUS RODA GIGI HELIX
a. Modul keliling (Ms)
Ms =
b. Diameter tusuk
Dt = Z × Ms
c. Diameter luar (DL)
DL = Dt + 2 × Mn
d. Diameter kaki (DK)
DK = Dt – 2,33 × Mn
e. Tinggi kepala gigi (Ha)
Ha = 1 × Mn
f. Tinggi kaki gigi (Hf)
Hf = 1,166 × Mn
g. Tinggi gigi (H)
H = 2,166 × Mn
h. Lead helix (LW)
Lw = × Dt × cos tg
i. Index
=
j. Perbandingan roda gigi ( dan )
= × 40
k. Tusuk normal (Tn)
Tn = Mn ×
l. Tusuk keliling
Ta = Ms ×
m. No cutter (Nc)
Lihat table
7. PERENCANAAN RODA GIGI HELIX
a. Modul keliling (Ms)
Ms = = 3,1925 mm
b. Diameter tusuk
Dt = Z × Ms
Dt = 16 × 3,1925
Dt = 51,08 mm
c. Diameter luar (DL)
DL = Dt + 2 × Mn
DL = 51,08 + 2 × 3
DL = 57,08 mm
d. Diameter kaki (DK)
DK = Dt – 2,33 × Mn
DK = 51,08 – 2,33 × 3
DK = 44,09 mm
e. Tinggi kepala gigi (Ha)
Ha = 1 × Mn
Ha = 1 × 3
Ha = 3 mm
f. Tinggi kaki gigi (Hf)
Hf = 1,166 × Mn
Hf = 1,166 × 3
Hf = 3,498 mm
g. Tinggi gigi (H)
H = 2,166 × Mn
H = 2,166 × 3 = 6,498 mm
h. Lead helix (LW)
Lw = × Dt × cos tg
Lw = 3,14 × 51,08 × 2,7475
Lw = 6748 mm
i. Index
=
= = = =
j. Perbandingan roda gigi ( dan )
= × 40
a = 32 b = 64 c = 40 d = 44
× = = 0,4545
k. Tusuk normal (Tn)
Tn = Mn ×
Tn = 3 ×
Tn = 9,42 mm
l. Tusuk keliling (Ta)
Ta = Ms ×
Ta = 3,1925 × 3,14
Ta = 10,02445 mm
m. No cutter (Nc)
NO : 2