Senin, 10 Januari 2011

PROSES PEMBUATAN ULIR



Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Nama-nama bagian ulir segi tiga dapat dilihat pada Gambar dibawah.




Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60°, sedangkan ulir whitwoth sudut ulir 55°. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel 6.6). Misalnya ulir M5 × 0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.

Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya Selain ulir Metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir whitworth (sudut ulir 55°). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7). Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8″ jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625″). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa (mencegah kebocoran fluida).

Selain ulir segitiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar dibawah). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu: diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.


a. Pahat Ulir
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertama-tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Pada Gambar atas. ditunjukkan bentuk pahat ulir metris dan alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60°). Pahat ulir pada gambar tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida (Gambar bawah).

Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu.

Setelah itu dicek posisi pahat terhadap permukaan benda kerja, supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar dibawah). Gambar dibawah Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar Gambar diatas Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir harga gerak makan (f ) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (stright turning) dan proses bubut ulit (threading)

 

Cara Pembuatan Alur Roda Gigi Cacing

Maaf Jika Gambar Tidak Ada, Sebab Sumber Telah Menghapus Data Tersebut *SUMBER* http://tazziemania.wordpress.com/teknik/elemen-mesin/cara-pembuatan-alur-roda-gigi-cacing/



Gaya yang ada pada roda gigi cacing (worm gear) :
  • Gaya Tangensial
  • Gaya Radial
  • Gaya Aksial
Gaya Aksial : gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.
Gaya Radial : gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik pusat roda gigi
Gaya Tangensial : gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut bentuk ulir kanan atau kiri.
Langkah awal kontruksi roda gigi cacing kita harus menentukan perbandingan angka reduksi atau menentukan rasio :
Rasio : Perbandingan antara kecepatan sudut ωa atau angka putaran na dari roda pemutar dan kecepatan sudut ωb atau angka putaran nb dari roda gigi terputar.
Rasio (i) :

Setelah kita mengetahui perbandingan angka reduksi maka kita menentukan perbandingan gigi (langkah alur gigi cacing).
Perbandingan gigi : Perbandingan antara jumlah gigi z2 dari roda gigi besar dan jumlah gigi z1 dari roda gigi kecil.
Perbandingan gigi (u) :

Gambar 1.1 : Sepasang lingkarang gelinding ( w1 dan w2 ) dan kecepatan Keliling, kontak titik dari dinding gigi Rasio dan perbandingan gigi sudah diketahui, maka kita harus menentukan :


1. Gaya Aksial, gaya ini sejajar dengan poros gigi cacing.

Gambar 1.2 Gigi cacing dan Roda gigi cacing
Gaya aksial :


Dimana :
a = jarak sumbu poros
z2 = Jumlah ulir pada worm gear

2. Kisar (Lead)
Kiasar (lead) adalah jarak linear gerak suatu roda gigi cacing pada worm (gigi cacing).

3. Sudut Kisar (Lead angel)

Sudut kisar (α) sangat bervariasi mulai dari 9º sampai 45º, akan tetapi oleh FA Halsey sudut kisar aman adalah 12,5º.

4. Tekanan sudut roda gigi cacing (Tooth Pressure Angel)
Berikut adalah table perbandingn antara Tooth preassure angel dengan Lead angel.


5. Modul Normal (Normal picth), jarak yang diukur antara dua titik yang berdekatan dalam worm gear. Normal picht terkadang disebut pula diameter lingkar dasar.

6. Percepatan putaran (Velocity Ratio) yang dibutuhkan untuk bekerja. Velocity Ratio adalah paduan kecepatan roda cacing (Nw) dengan kecepatan roda gigi cacing (NG) dalam rpm.
Nilai beban permukaan worm gear (Fac) dan beban lengkung worm gear (Fab) harus lebih besar dengan gaya tangensial yang diterima worm (Ft).

Tabel berikut menunjukkan berbagai porportions cacing dalam hal aksial atau lingkaran pitch (pc) dalam mm.




Menentukan nilai bagian luar dari roda cacing

1. Diameter jarak bagi
  • Diameter jarak bagi pada roda cacing (d1), diameter ini adalah perbandingan modus normal terhadap sudut kisar gigi cacing.
ya
  • Diameter jarak bagi pada gigi cacing (d2), ini adalah perkalian gaya yang sejajar terhadap poros (gaya aksial) dengan jumlah gigi pada gigi cacing.

2. Kelonggaran puncak (c), ini merupakan celah antara kedua gear yang tidak bersetuhan terhadap gaya aksial.

3. Diameter lingkar kepala / luar (da)



4. Diameter kaki gigi cacing (df)



5. Diameter lingkar dasar (db)


Perhitungan Transmisi Roda Gigi Cacing (Worm Gear) pada elevator


Seperti yang sudah dibahas sebelum nya, bahwa roda gigi cacing merupakan transmisi yang mampu mereduksi 1:100, maka untuk menghitung konstruksi dari worm gear, kita harus mengetahui perbandingan reduksi nya. perbandingan reduksi (i)

dimana :
Nmotor : perputaran pada motor listrik
Nout : peputaran keluaran transmisi
setelah mengetahui nilai dari perbandingan reduksi dari transmisi, maka yang selanjut nya menentukan jenis worm gear tersebut menggunakan langkah perputaran nya.
perbandingan gigi :

dimana:
Z2 : Jumlah gigi yang akan berputar dan bersinggungan
Z1 : Jenis langkah worm gear

modus aksial pada worm gear

Dimana:
a : jarak sumbu poros pada worm
Z2 : jumlah roda cacing

Modus Normal pada Worm gear

Dimana :
Cosα = 10° – 25°
Jarak Bagi worm (ta)
Jarak Kisar worm (L)
Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing (d1)
Diameter lingkaran jarak bagi gigi cacing (d2)
Tinggi kepala gigi (hf)

Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing ()

Geared Machine Elevator 



Pada perancangan ini sistim transmisi elevator ini, yang digunakan adalah menggunakan sistim transmisi roda gigi cacing. Karena dapat meneruskan daya yang besar dengan perbandingan putaran yang besar (1: 100) dan kerja dari roda gigi cacing lebih halus/tidak berisik.

Type Worm Gear

1. Cylindrical or straight worm
Type Cylindrical or straight worm ini mencakup roda gigi cacing jalan tunggal, ganda, triple atau quadran. jenis type ini pun sering dipakai secara umum. sudut tekanan dari worm gear jalan tunggal dan jalan ganda adalah 14 ½°, dan untuk worm gear jalan triple dan quadruple sudut tekanan worm nya adalah 20°.
2. Cone or double enveloping worm
Pada worm cone or double enveloping ini merupakan jenis worm yang memliki kelengkungan sudut yang akurat, dan memiliki batasan tertentu dalam perputaran worm, maka jenis worm ini jarang digunakan dalam perancangan elevatro.

Types worm gear berdasarkan subject point
1. Straight face worm gear
2. Hobbed straight face worm gear
3. Concave face worm gear
Perhitungan Worm Gear

Geared Machine Elevator 

Pada perancangan ini sistim transmisi elevator ini, yang digunakan adalah menggunakan sistim transmisi roda gigi cacing. Karena dapat meneruskan daya yang besar dengan perbandingan putaran yang besar (1: 100) dan kerja dari roda gigi cacing lebih halus/tidak berisik.

Type Worm Gear
1. Cylindrical or straight worm
type Cylindrical or straight worm ini mencakup roda gigi cacing jalan tunggal, ganda, triple atau quadran. jenis type ini pun sering dipakai secara umum. sudut tekanan dari worm gear jalan tunggal dan jalan ganda adalah 14 ½°, dan untuk worm gear jalan triple dan quadruple sudut tekanan worm nya adalah 20°.
2. Cone or double enveloping worm
pada worm cone or double enveloping ini merupakan jenis worm yang memliki kelengkungan sudut yang akurat, dan memiliki batasan tertentu dalam perputaran worm, maka jenis worm ini jarang digunakan dalam perancangan elevatro.

Types worm gear berdasarkan subject point
1. Straight face worm gear
2. Hobbed straight face worm gear
3. Concave face worm gear


as shown in Fig. 31.1 (a), is most commonly used. The shape
of the thread is involute helicoid of pressure angle 14 ½° for single and double threaded worms and
20° for triple and quadruple threaded worms. The worm threads are cut by a straight sided milling
cutter having its diameter not less than the outside diameter of worm or greater than 1.25 times the
outside diameter of worm

Cara Pembuatan Alur Roda Gigi Cacing 



Gaya yang ada pada roda gigi cacing (worm gear) :
  • Gaya Tangensial
  • Gaya Radial
  • Gaya Aksial
Gaya Aksial : gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.
Gaya Radial : gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik pusat roda gigi
Gaya Tangensial : gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut bentuk ulir kanan atau kiri.
Langkah awal kontruksi roda gigi cacing kita harus menentukan perbandingan angka reduksi atau menentukan rasio :
Rasio : Perbandingan antara kecepatan sudut ωa atau angka putaran na dari roda pemutar dan kecepatan sudut ωb atau angka putaran nb dari roda gigi terputar.
Rasio (i) :

Setelah kita mengetahui perbandingan angka reduksi maka kita menentukan perbandingan gigi (langkah alur gigi cacing).
Perbandingan gigi : Perbandingan antara jumlah gigi z2 dari roda gigi besar dan jumlah gigi z1 dari roda gigi kecil.
Perbandingan gigi (u) :

Gambar 1.1 : Sepasang lingkarang gelinding ( w1 dan w2 ) dan kecepatan Keliling, kontak titik dari dinding gigi
Rasio dan perbandingan gigi sudah diketahui, maka kita harus menentukan :

1. Gaya Aksial, gaya ini sejajar dengan poros gigi cacing.

Gambar 1.2 Gigi cacing dan Roda gigi cacing
Gaya aksial :
Dimana :
a = jarak sumbu poros
z2 = Jumlah ulir pada worm gear

2. Kisar (Lead)
Kiasar (lead) adalah jarak linear gerak suatu roda gigi cacing pada worm (gigi cacing).

3. Sudut Kisar (Lead angel)

Sudut kisar (α) sangat bervariasi mulai dari 9º sampai 45º, akan tetapi oleh FA Halsey sudut kisar aman adalah 12,5º.

4. Tekanan sudut roda gigi cacing (Tooth Pressure Angel)
Berikut adalah table perbandingn antara Tooth preassure angel dengan Lead angel.


5. Modul Normal (Normal picth), jarak yang diukur antara dua titik yang berdekatan dalam worm gear. Normal picht terkadang disebut pula diameter lingkar dasar.

6. Percepatan putaran (Velocity Ratio) yang dibutuhkan untuk bekerja. Velocity Ratio adalah paduan kecepatan roda cacing (Nw) dengan kecepatan roda gigi cacing (NG) dalam rpm.
Nilai beban permukaan worm gear (Fac) dan beban lengkung worm gear (Fab) harus lebih besar dengan gaya tangensial yang diterima worm (Ft).

Tabel berikut menunjukkan berbagai porportions cacing dalam hal aksial atau lingkaran pitch (pc) dalam mm.



Menentukan nilai bagian luar dari roda cacing
1. Diameter jarak bagi
  • Diameter jarak bagi pada roda cacing (d1), diameter ini adalah perbandingan modus normal terhadap sudut kisar gigi cacing.
  • Diameter jarak bagi pada gigi cacing (d2), ini adalah perkalian gaya yang sejajar terhadap poros (gaya aksial) dengan jumlah gigi pada gigi cacing.

2. Kelonggaran puncak (c), ini merupakan celah antara kedua gear yang tidak bersetuhan terhadap gaya aksial.

3. Diameter lingkar kepala / luar (da)

Rumus matematis :

4. Diameter kaki gigi cacing (df)

Rumus matematis :

5. Diameter lingkar dasar (db)

Rumus matematis :

Roda Gigi 



Bentuk dasar roda gigi





Alur gigi
1) Alur gigi pada roda gigi silindris ( spur )

2) Alur pada roda gigi payung


Pengertian dasar, Hukum Roda Gigi
Kesepakatan :
  • Semua besaran dari roda gigi kecil ( Ritzel, pinion ) diberi index 1. Semua besaran dari roda gigi besar diberi index 2
  • Semua besaran dari roda gigi pemutar ( driving ) diberi index a. Semua besaran dari roda gigi terputar ( driven ) diberi index b
Rasio i adalah :
Perbandingan antara kecepatan sudut ωa atau angka putaran na dari roda pemutar dan kecepatan sudut ωb atau angka putaran nb dari roda gigi terputar.



Perbandingan gigi u adalah
Perbandingan antara jumlah gigi z2 dari roda gigi besar dan jumlah gigi z1 dari roda gigi kecil.


Lingkaran gelinding w1 dan w2
Sepasang roda gigi silindris dibayangkan sebagai sebuah silinder yang berputar menggesekb silinder yang lain tanpa selip, sehingga kedua ini ikut berputar dengan kecepatan keliling yang sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua silinder tersebut saling menggelinding tanpa seling.
Kecepatan keliling lingkaran gelinding :

Untuk pasangan roda gigi dengan roda gigi kecil sebagai pemutar berlaku :
Fase Pergerakan profil gigi

Dinding gigi F1 dan F2 pada gambar 3 harus memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan kontinu, artinya harus memenuhi hukum kinematik tertentu. Pada gambar diatas diperlihatkan pasangan dinding gigi pada tiga fase gerakan;
  • Fase awal : fase dimana gigi 1 mulai bersentuhan dengan gigi 2, titik kontak gigi 1 dimulai dari kaki profil sedangkan gigi 2 dimulai dari kepala profil. Titik B1 bersentuhan dengan titik B2, pada titik B1 akan memiliki kecepatan absolut v1, titik B2 memiliki kecepatan absolut v2. Vektor v1 tegak lurus ( ^ ) terhadap radius R1 dan v2 tegak lurus ( ^ ) terhadap radius R2. Melewati titik kontak kedua dinding gigi ditarik garis tangens ( singgung ) T dan garis normal N. Kecepatan absolut v1 dan v2 diurai menjadi kecepatan tangensial vt1 dan vt2 dan kecepatan normal vn1 dan vn2. Fase awal ini memperlihatkan kecepatan absolut v1 <>
  • Fase tengah : fase dimana gigi 1 dan gigi 2 titik kontak B1 dan B2 berada diantara garis lurus center kedua gigi dan berada di titik lingkaran gelinding. Pada kedudukan ini kecepatan absolut v1 dan v2 adalah sama sehingga vektor v1 dan v2 yang diurai menjadi kecepatan tangensial vt1 dan vt2, kecepatan normal vn1 dan vn2 akan bernilai sama.
  • Fase akhir : fase dimana gigi 1 mulai lepas dari gigi 2, titi kontak gigi 1 berada di kepala profil dan titik kontak gigi 2 berada di kaki profil. Pada kedudukan ini kecepatan absolut v1 > v2 karena radius R1 menjadi lebih lebar, Vektor v1 dan v2 yang diurai menjadi kecepatan tangensial vt1 dan vt2 memiliki akibat vt1 > vt2 sedangkan kecepatan normal vn1 dan vn2 tetap sama.
Dari pergerakan ketiga fase gerakan diatas memperlihatkan bahwa kecepatan normal vn1 dan vn2 selalu bernilai sama. Bila dinding profil gigi dibuat sembarangan, roda gigi 2 akan bergerak tidak teratur walaupun roda gigi 1 bergerak teratur atau sebaliknya roda gigi 2 bergerak teratur sedangkan roda gigi 1 bergerak tidak teratur, hal ini tentu saja tidak boleh terjadi pada roda gigi. Disamping syarat kontak, yaitu bahwa kecepatan normal vn1 dan vn2 pada setiap fase gerakan lurus selalu sama, rasio i = ω1/ω2 harus selalu konstan.

RACK AND PINION STEERING 



RACK AND PINION STEERING
adalah suatu sistem kemudi yang banyak diaplikasikan pada mobil sport atau pun sedan penumpang. Sistem ini menggunakan roda gigi (pinion) yang terdapat diujung batang kolom kemudi. Pinion tersebut berhubungan dengan rack (batang berbentuk setengah bulat atau datar dan permukaannya bergerigi) yang akan menggerakan kedua roda bila kemudi diputar.
disamping konstruksinya sederhana dan tahan dengan beban berat, tipe kemudi rack dan pinion menghasilkan pengendalian yang lebih akurat.

RADIATOR
Merupakan sebuah komponen yang berfungsi melepaskan panas yang diserap oleh air pendingin setelah beredar didalam mesin sehingga suhu air tersebut turun menjadi dingin. Radiator terdiri atas dua tangki air yang dihubungkan dengan pipa-pipa atau selang karet yang masing-masing terletak bibagian bawah dan atas. Pada tangki sebelah atas terdapat lubang pengisian dan saluran masuk kedalam radiator. sedangkan pada tangki bagiaan bawah terdapat kran pembuangan dan saluran keluar pada radiator. Pipa-pipa kecil berbentuk pipih ini dilengkapi dengan sirip-sirip yang dapat berbentuk lurus atau kerutan. Yang paling umum digunakan adalah yang berbentuk kerutan atau menyerupai sarang lebah.
Tangki bagian atas dilengkapi tutup radiator bertekanan. Akhir-akhir ini radiator banyak dilengkapi dengan reservoir ekspansi, yang berfungsi untuk memberikan kesempatan berekspansi bagi air pendingin sehingga tekanannya konstan dan tidak perlu ditambahkan air pendingin dalam jangka waktu yang cukup lama.
  • peredaran air didalam sistem pendinginan sebenarnya dapat dilakukan tanpa pompa air. Sistem ini sering disebut sistem termosipon. akan tetapi karena kurang efektifnya sistem tersebut maka untuk peredaran air pendingin pada mesin-mesin pendingin digunakan pompa air. jadi, dalam hal ini pompa air berfungsi untuk mempercepat peredaran air didalam sistem pendingin tersebut sehingga proses pendinginan dapat berlangsung lebih efektif. Pompa air ini umumnya adalah jenis pompa sentrifugal dan dipasang pada saluran masuk pada blok silinder serta menggunakan tali kipas (V-belt).
  • Sistem pendinginan air umumnya dipasangi alat yang disebut termostat. ini dimaksudkan agar mesin dapat menjadi panas dalam waktu yang tidak terlalu lama. Disamping itu juga berfungsi untuk mengatur temperatur yang konstan pada mesin.

perlu kita ketahui bahwa mesin yang bekerja pada temperatur yang terlalu dingin mengakibatkan pemborosan pada pembakaran bahan bakar. Termostat akan menutup saluran peredaran air dengan radiator apabila temperaturnya masih dingin dan baru membuka sedikit demi sedikit apabila mesin telah menjadi panas.

MESIN KETAM DAN MESIN SERUT 



Mesin ketam adalah mesin dengan pahat pemotong bolak-balik, yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakkan benda kerja menyilang terhadap jalur pahat, maka dihasilkan permukaan yang rata. Sebuah mesin ketam dapat juga memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem (catok), celah-T dan berbagai bentuk lainnya.
Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Pekerjaannya mirip dengan mesin serut sesuai untuk pekerjaan benda kerja yang jauh lebih besar.

Pengelompokkan Mesin Ketam
Menurut desain, secara umum mesin ketam dikelompokkan atas:
A. Pemotongan dorong horisontal
1. Biasa (pekerjaan produksi)
2. Universal (pekerjaan ruang perkakas)
B. Pemotongan tarik – horisontal
C. Vertikal
1. Pembuat celah (slotter)
2. Pembuat dudukan pasak (key seater)
D. Kegunaan khusus, misalnya untuk memotong roda gigi.

Mesin Ketam Jenis Horisontal
adalah skema mesin ketam horisontal biasa. Mesin ini terdiri dari dasar dan rangka yang mendukung ram horisontal. Ram membawa pahat dan bergerak bolak-balik sesuai langkah yang diinginkan. Mekanisme Balik Cepat dirancang untuk membuat ram mempunyai langkah balik yang lebih cepat daripada langkah potong. Kepala pahat diujung ram yang dapat diputar dilengkapi dengan alat untuk menghantar pahat ke benda kerja. Pada pemegang pahat peti lonceng, yang diberi engsel pada ujung atas, untuk memungkinkan pahat naik pada langkah balik sehingga tidak menggali benda kerja.


Mekanisme Balik Cepat
Banyak metode mekanisme balik yang dikembangkan dimana salah satunya adalah jenis engkol atau lengan osilasi (gambar 3). Mekanisme ini terdiri dari sebuah engkol putar yang digerakkan pada kecepatan seragam, dihubungkan kepada lengan osilasi oleh blok peluncur yang bekerja di pusat dari lengan osilasi. Engkolnya dimasukkan dalam roda gigi besar dan dapat diubah-ubah dengan mekanisme ulir. Untuk mengubah kedudukan langkah, maka apitan yang memegang penyambung ke ulir ram dikendorkan, dan pengatur kedudukan ram diputar. Dengan memutar ulir pengatur kedudukan, ram dapat digerakkan mundur atau maju untuk menempatkan kedudukan potong.
Berdasarkan gambar 3 maka perbandingan langkah bisa ditulis:

Kecepatan Potong
Kecepatan potong untuk mesin ketam horisontal didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dari pahat selama langkah potong dan terutama tergantung pada banyaknya langlah ram tiap menit dan panjang langkahnya.

Kecepatan potong rata-rata:

dengan :        N = langkah tiap menit
L = panjang langkah, mm
C = perbandingan waktu potong (waktu potong/waktu total)
  • Banyaknya langkah tiap menit untuk kecepatan potong yang diinginkan
  • Banyaknya langkah yang diperlukan
  • Waktu total dalam menit

dengan : W = lebar benda kerja dalam milimeter
F = hantaran dalam milimeter
Mesin Ketam Hidrolis
Mesin ketam hidrolis menggantikan mesin ketam mekanik dimana lengan osilasi menggunakan gerakan hidrolik. Keuntungan dari mesin ketam hidrolik adalah kecepatan potong dan tekanan dalam penggerakkan ram konstan dari awal sampai akhir pemotongan. Kecepatan potong biasanya ditunjukkan oleh indikator dan tidak memerlukan perhitungan.

Mesin Ketam Vertikal
Mesin ketam vertikal atau slotter (gambar 4) terutama digunakan untuk pemotongan dalam dan menyerut bersudut serta operasi pemotongan vertikal.

Ram dari mesin serut beroperasi secara vertikal dan memiliki sifat balik cepat seperti mesin jenis horisontal. Benda kerja yang dimesin ditumpu pada meja berputar yang memiliki sebuah hantaran putar sebagai tambahan untuk meja biasa. Hantaran meja putar memungkinkan pemesinan permukaan lengkung. Permukaan datar dipotong dengan menggunakan salah satu dari hantaran silang meja.

Pahat Mesin Ketam
Pahat mesin ketam serupa dengan pahat mesin bubut dan seringkali dipegang dengan pemegang yang jenisnya sama. Sudut pahat yang sama juga berlaku, kecuali bahwa ruang bebas sudut ujung sebesar 4 derajat adalah cukup. Untuk baja maka sudut garuk samping sebaiknya sekitar 15 derajat, dan untuk besi cor sekitar 5 derajat.

MESIN SERUT
Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Mesin serut sesuai untuk benda kerja yang jauh.
lebih besar. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, bisa horisontal, vertikal atau bersudut. Mesin serut tidak lagi penting bagi pekerjaan produksi karena permukaan datar pada umumnya sekarang dimesin dengan mesin fris, peluas lubang atau pengamplas.

Pengelompokkan Mesin Serut
Menurut konstruksi, mesin serut dibagi atas :
  • Rumahan – ganda
  • Sisi – terbuka
  • Jenis – lorong (pit)
  • Plat atau tepi
Penggerak Mesin Serut
Terdapat banyak cara penggerakkan mesin serut yaitu penggerak roda gigi, penggerak hidrolis, penggerak sekrup, penggerak sabuk, penggerak motor dengan kecepatan variabel dan penggerak engkol. Penggerak roda gigi dan penggerak hidrolis paling banyak digunakan.
Penggerak hidrolis sangat memuaskan bagi mesin serut. Penggerak ini memberikan kecepatan potong seragam pada keseluruhan langkah potong. Keuntungan lain adalah gaya inersia yang harus diatasi lebih kecil dalam mesin serut hidrolis daripada mesin serut konvensional dengan roda gigi. Keuntungan lain adalah tekanan potong seragam, pembalikan meja cepat dan operasinya tidak bising.

Mesin Serut Rumahan Ganda
Mesin serut jenis ini terdiri darisebuah dasar yang berat dan panjang, dengan meja yang bergerak bolak-balik. Gambar 5 menunjukkan gambar mesin serut ini dimana terlihat cara penyanggaan pahat, baik diatas maupun di samping dan cara bagaimana mereka dapat disetel untuk pemotongan sudut.

Mesin Serut Sisi Terbuka
Mesin serut ini mempunyai rumahan pada satu sisi saja (gambar 6). Sisi yang terbuka memungkinkan pekerjaan pemesinan untuk benda kerja yang besar.

Mesin Serut Jenis Lorong (pit)
Mesin serut ini berbeda dengan mesin serut biasa dalam hal bangkunya stasioner dan pahatnya digerakkan diatas benda kerja (gambar 7). Dua kepala jenis ram dipasangkan pada rel silang, dan masing-masing dilengkapi dengan pemegang pahat peti lonceng ganda untuk penyerutan dua jalur. Kedua rumahan pembalikan, yang menyangga rel silang, meluncur pada jalur dan digerakkan oleh ulir dari penggerak roda cacing tertutup pada ujung landasan.

Mesin Serut Plat atau Tepi
Mesin serut ini dirancang untuk memesin tepi dari pelat baja berat untuk bejana tekan dan pelat perisai. Pelatnya diapitkan kepada bangku, dan kereta peluncur yang mendukung pahat pemotong digerakkan mundur dan maju di sepanjang tepinya. Mesin serut tepi umumnya menggunakan pemotong fris agar lebih cepat dan lebih teliti.

Pahat Dan Peralatan Pemegang Benda Kerja
Pahat yang digunakan pada mesin serut dan mesin ketam adalah dari jenis umum yang sama dengan yang digunakan pada mesin bubut, tetapi konstruksinya lebih berat. Pemegang pahat biasanya dilakukan dengan gigi yang dapat dilepas. Bentuk pahat pemotong untuk operasi mesin serut biasa ditunjukkan pada gambar 8 yang biasanya berujung baja kecepatang tinggi, paduan cor atau sisipan karbida. Baja kecepatan tinggi atau paduan cor umumnya digunakan dalam pemotongan kasar berat dan karbida untuk pekerjaan kasar kedua dan penyelesaian. Sudut potong untuk pahat tergantung pada jenis
pahat yang digunakan dan bahan yang dipotong. Sudut-sudutnya sama dengan yang digunakan pada pahat mata tunggal yang lain, hanya ruang bebas ujung tidak boleh melebihi 4 derjat.

FUNGSI, KERJA KOPLING 


Kopling dan komponen pengoperasiannya yang akan dibahas dalam modul ini adalah yang dipergunakan pada kendaraan bermotor khususnya untuk kendaraan ringan, yaitu sepeda motor, sedan dan mobil penumpang. Kopling dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memindahkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda ken-daraan (pemakai/penggunaan tenaga).
Pemindahan tenaga dari mesin kesistem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang halus tanpa adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan penumpang. Di samping itu, kejutan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian mesin.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi unit kopling dan komponennya (Clutch Assembly), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk memutus dan menghubungkan, unit kopling memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen dari mesin ke sistem pemindah tenaga. Dengan adanya kopling, maka saat tidak diperlukan tenaga gerak, maka tidak perlu harus mematikan sumber gerak (mesin).
Posisi unit kopling pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( Engine) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (Clutch) diteruskan ketransmisi (Gear Box) ke propeller shaft dan keroda melalui differensial (Final Drive).
Jenis kopling paling tidak dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu kopling dengan menggunakan gigi, menggunakan gesekan, dan menggunakan tekanan hidrolis. Secara skema seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.

Contoh Soal Teknik Mesin

SOAL TES AKHIR
PRGRAM KEAHLIAN : TEKNIK PEMELIHARAAN MEKANIK MESIN INDUSTRI
UNIT KOMPETENSI : MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN FRAIR
WAKTU :
TES TEORI : 120 menit
TES PRAKTIK : 200 menit
A. Jawablah soal-soal berikut dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap paling benar!


1. Mesin frais digunakan untuk proses pemesinan seperti

a. pemotongan ulir c. pemotongan roda gigi

b. pengeboran d. perimeran
2. Yang menunjukkan ukuran mesin frais, salah satunya adalah

a. panjang langkah memanjang c. besar head

b. tinggi mesin d. lebar landasan
3. Pisau frais mantel digunakan untuk pengefraisan

a. alur c. pemotongan

b. rata dan lebar d. grouve
4. Kecepatan potong pisau frais HSS terhadap mild steel adalah

a. 5 m/menit c. 75 m/menit

b. 25 m/menit d. 150 m/menit
5. Berikut ini berfungsi untuk menjepit benda kerja yang perseg

a. . klem bulat c. ragum mesin

b. baut penjepitt d. . indipenden chuck
6. Untuk membuat alur T pada benda kerja digunakan

a. pisau frais jar c. slot mill

b. pisau frais alur d. T slot
7. Berikut ini adalah pisau yang dapat digunakan untuk mengebor

a. end mill c. slot mill

b. sliting saw d. T slot
8. Untuk membuat alur pasak yang terkurung digunakan

a. face mill c. pisau radius

b. shell end mill d. pisau frais alur melingkar
9. Pekerjaan berikut ini menggunakan sliting saw kecuali

a. memotong c. meratakan

b. membelah d. mengalur sempit
10. Pisau frais mantel dipasang pada :

a. arbor panjang c. arbor tirus

b. arbor baut d. adaptor
11. Berikut ini adalah alatkeselamatan kerja pada pengefraisan, kecuali

a. kaca mata c. .baju kerja

b. apron kulit d. safety shoes
12. Untuk mengefrais bidang siku dengan sekali makan digunakan

a. plain mill c. face mill

b. gear cutter d. sloting cutter
13. Pisau frais yang ada di lapangan pada umumnya dioperasikan dengan

a. putar kanan c. putar bolak -balik

b. putar kiri d. asal berputar
14. Berikut ini adalah cara-cara pembuatan roda gigi kecuali

a. pemesinan c. pengerolan

b. pengecoran d. penempaan
15. Di dalam konstruksi suatu mesin, roda gigi berfungsi sebagai :

a. penggerak mula c. actuator

b. pemindah daya d. regulator
16. Yang memberikan pelumasan pada proses penyayatan adalah:

a. air c. lubricator

b. oil d. cutting oil
17. Pisau frais roda gigi tipe plain digunakan untuk pengefraisan berikut kecuali

a. pemotongan c. finishing

b. pengasaran d. pengefraisan gigi yang besar
18. Roda gigi modul 4 dengan jumlah gigi 36 dipotong dengan pisau :

a. pisau frais M 4, No. 4 c. pisau frais M6, No 6

b. pisau frais M4, No 6 d. pisau frais M36, No 4
19. Untuk membuat alur melingkar dengan sudut tertentu indeksingnya menggunakan cara

a. pembagian langsung c. pembagian diferensial

b. pembagian sederhana d. pembagian sudut
20. Untuk mengatur/mengecek kelurusan dan kesejajaran waktu memasang ragum pada meja mesin frais , digunakan :

a. vernier caliper c. dial indikator

b. high gauge d. parallel pada
21. Alur pasak di dalam roda gigi dibuat dengan menggunakan

a. sloting atachment c. T slot

b. sloting cutter d. slot mill
22. Berikut ini adalah cara-cara merawat cutter, kecuali :

a. memasang cutter cukup kuat dan dengan pasak c. putaran yang tinggi

b. pendinginan cukup dan cocok d. pembersihan yang baik
23. Sudut yang dibentuk oleh garis sumbu benda kerja dengan garis spiral disebut :

a. sudut kisar c. sudut uliran

b. sudut pendakian d. sudut spiral
24. Bila dibanding dengan spur gear, heliks gear mempunyai keuntungan sebagai berikut, kecuali

a. dapat Bekerja pada kecepatan tinggi c. lebih kuat

b. lebih tenang d. lebih murah
25. Profil gigi terbentuk dengan memutar gear blank dan menggerakkan cutter lurus dan kontinyu disebut process :
. a. duplicating c. generating

b. copying d. machining


B. Selesaikanlah soal-soal berikut ini dengan memberikan jawaban pada lembar jawaban yang tersedia !

1.
    Benda kerja berupa balok segi empat dari bahan ST-42 difrais menggunakan pisau frais mantel HSS. Kecepatan potong pisau diketahui Cs = 15 m/menit. Pisau frais yang digunakan berdiameter 60 mm. Tentukan berapa putaran mesin/pisau yang seharusnya!

2.
    Akan dibuat alur spiral yang melilit pada sebuah silider dengan diameter rata-rata D = 80 mm, dan sudut spiral lilitannya adalah β = 160. Diketahui kepala pembagi pada mesin frais dengan i = 40 : 1 sedangkan ik = 1 : 1 dan kisar batang ulir transporter meja Li = 10 mm. Tentukanlah roda gigi pengganti untuk membuat alur tersebut!

3.
    Sebuah roda gigi dengan jumlah gigi Z = 59, sistem modul dengan modul M = 2, tinggi gigi H = 2,16 M dan tebal roda gigi ditentukan b = 10 M, akan diproduksi pada mesin frais yang dilengkapi dengan kepala pembagi universal dengan angka pemindahan i = 40 : 1 dan ik = 1:1, sedangkan plat indeks ada dengan lubang-lubang 15, 18, 21, 29, 37, 43, 19, 23, 31, 39, 47, 17, 20, 27, 33, 41, dan 47. Roda pengganti yang tersedia antara lain 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, dan 127 . Tentukan ukuran roda gigi dan langkah-langkah pembuatan roda gigi tersebut!

4.
    Akan dibuat sebuah roda gigi pada mesin hobbing. Roda gigi tersebut dengan modul M 3 dan jumlah gigi Z = 36. Sedangkan mesin hobbing diketahui dengan konstanta C = 20 : 1 single start S = 1. Roda gigi pengganti yang tersedia adalah 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 60, 64, 72, 80, 86, 90, 96, dan 100. Tentukan pasangan roda gigi yang diperlukan! Berapa putaran hobbing cutter bila diameternya 80 mm dan cutting speed = 35 m/menit?
C. Tes praktik (Perfomance Test)
Buatlah roda gigi seperti job sheet berikut. Blank roda gigi sudah dipersiapkan dengan ukuran sesuai dengan job sheet




KUNCI JAWABAN EVALUASI AKHIR