KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri
kami,setelah melalui proses yang cukup panjang,pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Ranah Kognitif Sebagai Objek Evaluasi Hasil Belajar
ini sehingga dapat bermanfaat bagi rekan rekan semua.
Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan oleh Allah SWT kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
senantiasa kita jadikan contoh dan suri tauladan dalam kehidupan sehari hari.
Makalah ini kami buat bertujuan
untuk melengkapi hasil dari pembelajaran kami pada semester 2 yakni pada
pembelajaran Evaluasi Pengajaran.Disini kami akan menjelaskan permasalahan yang
ada dalam Ranah Kognitif Sebagai Objek Evaluasi Hasil Belajar.
Dengan berbagai kekurangan dan
kelemahan,semoga makalah ini akan membawa manfaat yang sebesar besarnya dalam
rangka ikut mencerdaskan bangsa Indonesia.
Daftar
Isi
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A . Ulasan
Tentang Objek Evaluasi Hasil Belajar
BAB II
ISI
A .
Pengertian Ranah Kognitif ( Cognitive Domain)
B .
Ciri Ciri Ranah Kognitif ( Cognitive Domain )
C .
Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
I . TANYA JAWAB
II . EVALUASI
BAB I
PENDAHULUAN
A . Ulasan Tentang Objek Hasil
Belajar
Penilaian adalah upaya atau tindakan
untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau
tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan
dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan,
dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut
untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi
pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek
kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya
(aspek psikomotor).
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan
tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil
belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa
pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis
domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik,
yaitu:
a)
Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b) Ranah nilai atau sikap (affective
domain)
c)
Ranah keterampilan (psychomotor domain)
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain
atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi
hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
1) Apakah peserta
didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah
diberikan pada mereka?
2)
Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya?
3) Apakah materi
pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam
praktek atau dalam kehidupannya sehari-hari?
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh
para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
BAB II
A . Pengertian Ranah Kognitif ( Cognitive
Domain)
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan
berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:
- Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall)
atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya,
tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan
adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif adalah dapat menghafal surat
al-‘Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah
satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama
Islam di sekolah.
- Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami
adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang
pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama
Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat
al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
- Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,
rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang
pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan
misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan
yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
- Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan
faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang
jenjang aplikasi.
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan
atau obyek ke unsur-unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan
antar unsur-unsur tersebut. Kata oprasionalnya yaitu menguraikan,
membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan,
menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan,
mengintegrasikan.
Contoh:
Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata
dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
- Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu
pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu hasil belajar kognitif dari jenjang
sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
- Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide,
misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu
memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria
yang ada.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi
adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat
dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat
atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau
tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa
kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam
sehari-hari.
Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif
menurut Taksonomi Bloom itu, jika diurutkan secara hirarki piramidal adalah
sebagai tertulis pada gambar 1.
Keenam jenjang berpikir ranah kognitif bersifat kontinum dan
overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah
yang ada dibawahnya.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek
kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi
yaitu evaluasi.
B .
Ciri Ciri Ranah Kognitif ( Cognitive Domain )
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir
termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis,
mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980),
kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein
berarti untuk mengklasifikasi dan nomos
yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi
dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi.
Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian- sampai pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk
menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep
atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan
prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta
didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian,
menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan
sebab—akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan
suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan
pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi
seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya
judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif
terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam
tingkat tersebut yaitu:
- Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.
- Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
- Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahlcan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.
- Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
- Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
- Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan
yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif
tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan
tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua
tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan
akan lebih baik.
Tabel
Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek
kognitif
No
|
Tingkatan
|
Deskripsi
|
1
|
Pengetahuan
|
Arti:
Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar,
teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:
|
2
|
Pemahaman
|
Arti:pengertian
terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar data hubungan sebab
akibat penarikan kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
¨ Mengungkapakan
gagasan dan pendapat dengan kata-kata sendiri
¨ Membedakan atau membandingkan
¨ Mengintepretasi data
¨ Mendriskripsikan dengan kata-kata
sendiri
¨ Menjelaskan gagasan pokok
¨ Menceritakan kembali dengan kata-kata
sendiri
|
3
|
Aplikasi
|
Arti:
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kegiatan:
|
4
|
Analisis
|
Artinya:
menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan
menunjukkan hubungan antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:
|
5
|
Sintesis
|
Artinya: menggabungkan berbagai informasi
menjadi satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi
suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v Membuat desain
v Menemukan solusi masalah
v Menciptakan produksi baru,dst.
|
6
|
Evaluasi
|
Arti:
mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak
bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
Mempertahankan pendapat
Membahas suatu kasus
Memilih solusi yang lebih baik
Menulis laporan,dst.
|
C .
Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Kognitif
Apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan
yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif
tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan
tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua
tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil
pendidikan akan lebih baik. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan
tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan
lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif
atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7)
portopolio dan (8) performans.
Cakupan yang diukur dalam ranah
Kognitif adalah:
- Ingatan (C1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan, urutan, metode.
- Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, menginterprestasikan.
- Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
- Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis, menemukan, mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
- Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.
- Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap sustu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.
Contohnya siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan
melukis jaring-jaring kubus. Namun, untuk dapat melukis jaring-jaring kubus
setidaknya diperlukan pengetahuan (kognitif) tentang bentuk-bentuk jaring kubus
dan cara-cara melukis garis-garis tegak lurus.
BAB III
PENUTUP
- Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
- Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi
- Ranah kogniti berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2009. “Aspek Penilaian dalam KTSP Bag 1 (Aspek Kognitif)”. (Online) http://massofa.wordpress.com/feed/.
Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous.
2009. “Sistem Penilaian”. (Online) http://smak.yski.info/. Diakses Tanggal 10
Oktober 2009
Anonymous.
2009. “Pengembnagan Perangkat Penilaian Psikomotor dan Prosedur Penilaian”.(Online)
http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/17/pengembangan-perangkat-penilaian-psikomotor/.
Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous.
2009. “Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor”. (Online) http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/08/pengukuran-ranah-kognitif-afektif-dan.html.
Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous.
2009. “Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif”. (Online) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-penetapan-kriteria-ketuntasan-minimal-kkm/.
Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Anonymous.
2009. “Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa”. (Online) http://delapanratus.blogspot.com/2009/04/penilaian-ranah-psikomotorik-siswa.html.
Diakses Tanggal 10 Oktober 2009
Sudjana,
Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset
Sri
Wardani. 2004. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sudjono,
Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada
LAMPIRAN LAMPIRAN
A . TANYA
JAWAB
B . EVALUASI
- Yudira Revima P
- Anggun
- Widia
- Rayend
- Fedro
- Silci
- Deby
- Ikbal
- Michi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Moga Saya Bisa memberi Solusi Yang Bermanfaat
By.Admin